Ada beberapa macam pengertian menurut
para ahli, yaitu :
1. William G. Scott (1962) Kepemimpinan
ialah proses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam
usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
2. F. I. Munson "The
Management of Man". Kepemimpinan sebagai kesanggupan
atau kemampuan untuk mengatasi orang-orang yang sedemikian rupa agar mencapai
hasil yang sebesar-besarnya dengan kemungkinan pergesekan yang sekecil-kecilnya
dan sebesar mungkin terjalinnya kerja sama.
3. Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu karakternya khas,
spesifik, dibutuhkan pada satu situasi tertentu. Sebab didalam sebuah kelompok
yang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu & memiliki sebuah tujuan serta berbagai
macam peralatan yang khusus. Pemimpin sebuah kelompok dengan ciri-ciri yang
karakteristik adalah fungsi dari situasi tertentu.
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
Arti penting Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukannya dalam
kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin,
atau praktisi.
B. Tipologi Kepimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan
tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian
berikut (Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik
pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud
dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem
perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang
berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar
menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum
berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.
Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang
sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih
menjadi Presiden Amerika Serikat.
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan
telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima
saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang
mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan
atau tingkah laku orang lain. Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan
diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai
seorang pemimpin. Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan
merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan
gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur
dalam kepemimpinan adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang
disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3.Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang
dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah
lakunya
Adanya
tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam
organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu :
• Kecerdasan : seorang pemimpin
harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
• Kematangan dan keluasan sosial :
seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki
aktivitas dan pandangan yang ckup matang
• Motivasi dalam dan dorongan prestasi
: dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan
• Hubungan manusiawi : pemimpin
harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam
suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling
mempengaruhi.
D. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Implikasi Manajerial Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat
merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah
manajerial atau manajemen.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi
yaitu
Implikasi Manajerial Kepemimpinan
dalam Organisasi Organisasi
Apapun yang berdiri, tentu akan
menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan),
harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus
diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti
ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial,
konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep
rapi, bersinergis, dan efektif.
Daftar Pustaka
2. http://muhammad lutfi27-lutfi.blogspot.co.id/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html
3. www.seputarpengetahuan.com/2015/03/19-pengertian-kepemimpinan-menurut-para.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar